Saat rasa benci
menyelimutimu, amarah semakin berkobar tanpa henti. Kebencian ketika kau
melihat temanmu sendiri. Apakah kau akan mengutuk dirimu karna memiliki rasa
itu. Siapa yang tau benci itu ada. Rasa ini yang beberapa tahan ini aku
rasakan. Tidak bisa aku membohongi diriku seperti ini terus menerus. Berkali-kali
aku mencoba mencari ujung pangkal rasa yang sulit untuk aku fahami ini. Aku merasa
teramat sedih jika melihat hanya aku lah yang memilikinya. Takbisa aku terima
semua ini.
Waktu lalu yang indah
kini menjadi buruk untuk dilalui. Keselahan, jenuh, bosan dan tidak
menyenangkan yang teramat sakit. Aku berusaha untuk berdamai dengan diri
sendiri tapi selalu gagal setiap aku melihat wajah itu. Pernah aku berdoa untuk
jauhkanmu dariku. Berdoa tak lagi aku akan merasa kan ini setiap menemukanmu
berada disekitarku. Rasa bersalahku justru semakin pahit. Andai aku mampu untuk
mengatakan betapa sakitnya aku dengan semua ini. Tapi aku tak mampu untuk
jelaskan ketika meelihatmu.
Taukah kau
betapa aku memiliki alasan untuk semua ini, alasan yang takkan mudah untuk kau
terima. Aku lelah diabaikan, aku lelah dinomorduakan, aku ingin kau tau aku ada,
aku ingin kau tau aku menyanyaimu seperti saudara perempuanku sendiri.aku
mempercayaimu tapi kau abaikan yang membuatku kecewa. Aku benci kebohongan.
Tapi semua sirna seperti kabut dipagi hari. Kata maaf yang terfikirpun tak lagi
terucap.
Aku ingin
lupakan, aku ingin damai di dunia ini dengan semua orang yang ada didekatku. Kini
benteng besar berada di antara kita dan teramat sulit untuk di hancurkan. Kini
aku hanya akan mencari jalan baru untukku melangkah karna aku tau kau justru
lebih dahulu mencari jalan itu tanpa mengginggatku dan menoleh padaku. Bahagilah
dengan cara hidupmu dan jalani semuanya.
No comments:
Post a Comment